Di internet banyak blog khususnya dari dalam negeri yang membahas tentang pembuatan antena omni 2,4 GHz yang berdasarkan video tutorial dari ICT Centre Jakarta tetapi banyak pertanyaan dari komentar-komentar yang masuk yang menanyakan tentang ketidakberhasilan dalam membuat antena tersebut. Disamping itu belum ada yang menyampaikan “cerita sukses” dalam pembuata antena ini dan juga setelah saya jalan-jalan ke blog demi blog isinya adalah copas dari blog lain yang isinya sama persis.
Saya menulis hal ini bukanya tanpa dasar, karena saya juga mengalami kegagalan tersebut padahal dalam pembuatnya sudah saya ukur dengan sangat presisi menggunakan jangka sorong/sketmat
Ada beberapa pertanyaan yang mendasar dalam pikiran saya, yaitu adalah sbb :
– Lihat gambar-gambar di bawah ini :
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Pertanyaan saya adalah :
- Mendapatkan ukuran yang seperti di dalam gambar itu perhitungannya bagaimana? Berapa jarak antar pipa?
- Menurut saya ada kesalahan juga pada letak/posisi pemasangan tabung yang terbuat dari plat tembaga 0,5mm, letak naik/turun tabung tersebut menurut saya ada perhitungannya berdasarkan titik frekuensi/chanel yang akan kita pergunakan.
- Untuk kabel stup, tidak ada pedoman yang mendasar mengenai ukuran, panjang, posisi, cara penyoderan dll. Padahal kabel stup ini berperan sangat penting, kalau di antena radio amatir berfungsi sebagai loading coil yang sangat menentukan dalam penentuan matching sebuah antena pada frekuensi tertentu.
- Apabila antena tersebut sudah jadi, maka perlu penalaan/tuning pada frekuensi tertentu (dalam hal ini pada 802.11 rentang frequency : 2.4000GHz – 2.4835GHz) agar antena tersebut bisa berfungsi dengan benar (matching). Dalam hal penalaan/tuning juga bukan pekerjaan yang mudah, karena membutuhkan SWR meter yang bisa menjangkau frekuensi 2.4000GHz – 2.4835GHz. Jika tidak mempunyai SWR meter bisa saja dilakukan penalaan yaitu menggunakan perangkat wifi (Wifi card atau usb Wifi) dan tentu saja akses point tetapi untuk cara yang kedua ini akan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Nah, dalam hal penalaan ini, bagaimana caranya? Apa yang harus di adjustment agar antena bisa matching?
Berdasarkan pengalaman saya bermain-main radio amatir, semakin tinggi frekuensi maka perubahan sedikit saja pada antena sudah berpengaruh sangat besar, perbedaan ukuran 1mm saja sudah bisa mengacaukan kinerja sebuah antena, padahal frekuansi 2,4GHz adalah frekuanesi yang sangat-sangat tinggi, jauh diatas frekuensi TV UHF hampir mendekati frekuensi yang dipergunakan untuk satelite/parabola. Jadi dalam pembuatan antena omni 2,4 GHz harus sangat-sangat presisi dan teliti.
Memang, dalam kenyataanya pembuatan antena omni 2,4 GHz ini tidak semudah seperti yang ditunjukkan video dari ICT Centre Jakarta.
Dalam hal ini saya tidak mendiskreditkan salah satu pihak dan mengecilkan semangat bagi merka yang ingin membuat antena ini tetapi saya mengajak rekan-rekan, sodara-sodara, teman-teman yang sudah berhasil membuat antena omni 2,4 GHz untuk berbagi pengalaman di blog ini agar mendapat kebenaran.
Saya sedang membuat antena omni versi revisi, kalau sudah berhasil akan saya posting di sini, sudah saya siapkan foto-foto nya.
Demikian, semoga bermanfaat.